
Saya hanya berusaha mengambil hikmah terbesar dalam peristiwa itu. Ditengah hiruk pikuknya saya bersama "The Young Guns" rekan-rekanku di TE mengembangkan usaha dibidang IT. Ditengah membaranya semangat kami bekerja, ditengah cemerlangnya kami membangun ide-ide kami, ditengah hebatnya kami melakukan penetrasi pasar, ditengah itu muncul sedikit keangkuhanku, disitulah cobaan itu muncul dan tidak terduga. Pikirku sungguh hebat Allah dalam mengkreasi cobaan-cobaan yang ada, Sepahit dan sepedih apapun cobaan itu kucoba memaknai dan mencari hakikinya.
Makhluk yang namanya Iblis "Laknatullah" adalah makhluk yang menjadi biang keroknya kita sebagai umat manusia di dunia ini yang menyebabkan sekarang kita tidak berada di Syurga. Jika saja pada waktu itu Si Iblis tidak menggoda Simbah Adam tentunya kita sudah nyaman di Syurga. Tapi kita harus mengakui entah mau mengakui atau tidak Iblislah yang paling berjasa dalam menempatkan kita di dunia sekarang ini. Jika dalam kondisi normal seperti ini misalkan kita diberikan pilihan sekarang masuk Syurga atau berjuang menuju Syurga melalui dunia, saya kok tidak yakin banyak yang memilih pilihan pertama untuk masuk Syurga sekarang juga, Bukankah kita masih ingin bersanding dengan anak istri kita lebih lama, pingin mengabdi kepada orang tua, pingin berkarya untuk masyarakat lebih banyak, ingin mencari bekal di hari akhir nanti lebih banyak deposit amalnya, ingin sekolah lagi, pingin berkumpul bersama teman-teman lebih lama, dan kebahagiaan-kebahagiaan lain. Sesungguhnya di dalam hati yang bersyukur dan Qona'ah itu terdapat "Syurga" walaupun kita masih berada di dunia. Subhanallah Maha Besar Allah, tiada hal mubadzir sesuatu yang diciptakan Allah tak terkecuali Iblis Laknatullah, Saya tidak bersukur dengan keberadaan Iblis namun sungguh Allah maha Hebat, bukankah Allah berkuasa penuh jika ingin menghancurkan seketika makhluk yang namanya Iblis.
Maka dari itu sepahit, segetir, sepedih apapun pertistiwa itu saya yakin Allah akan memberikan hikmah yang teramat dalam. Perlu kepekaan hati, kejernihan pikiran, dan hidayah dari sang pemberi hidup. Semoga aku selalu menjadi manusia dengan kriteria itu ya Allah.
Saya sebagai kepala keluarga tidak akan mundur satu langkahpun dalam hal ini, laksana seorang kesatria dalam kisah pewayangan yang terkenal sakti mondroguno "Ora Tedhas Tapak Paluneng Pandhe Landeping Gurindo, Otot Kawat Balung Wesi, Rawe-rawe Rantas Malang-malang Putung". Saya akan pertanggungjawabkan amanah sebagai kepala keluarga ini sampai Yaumil Hisab nanti dan berharap aku dapat raport Biru di hadapan Allah SWT nanti.Amien
Doaku : Allahumma Nawwir Quluubana Binuuril Hidaayatik, Kamaa Nawwarta Baina Quluubil Ambiyaa Wal Mursalien..Amien..Al-Faatihah.
Kwula Alit hanafi
sangat menginpirasiku....sabar mas..kuuu...,kamu pasti bisa,sebijak orangnya...:)
BalasHapusKang..jam 3 posting...salut deh,ayo semangat semangat lagi,
BalasHapus